Kota Madinah Menyingkirkan Orang-orang Jahat Kemudian Hancur Berantakan Pada Akhir Zaman
Nabi saw menganjurkan penduduk Madinah agar tetap tinggal di kota Madinah, dan beliau memberitahukan bahwa tidak ada seorang pun yang keluar (pindah) dari kota Madinah melainkan Allah akan menggantinya dengan orang yang lebih baik daripada dia. Beliau juga memberitahukan bahwa di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat nanti, kota Madinah akan menyingkirkan orang-orangnya ( penduduknya) yang jelek sebagaimana halnya ububan pandai besi menghembus kotoran-kotoran besi. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Akan datang suatu zaman pada manusia yang waktu itu seseorang memanggil anak pamannya dan kerabatnya: 'Marilah kita pergi mencari kelapangan dan kemewahan, marilah kita pergi mencari kelapangan dan kemewahan!" padahal kota Madinah lebih baik bagi mereka kalau mereka mengetahui. Demi Allah yang diriku ditangan-Nya, tidak seorang pun dari mereka yang keluar meninggalkan Madinah karena merasa tidak suka melainkan Allah akan menggantinya dengan orang yang lebih baik daripada dia. Ketahuilah, sesungguhnya kota Madinah itu bagaikan ububan pandai besi yang mengeluarkan (membuang) kotorannya. Tidak akan datang hari kiamat sehingga kota Madinah menyingkirkan warganya yang jahat sebagaimana ububan pandai besi menyingkirkan ( membuang ) kotoran-kotoran besi." (Shahih Muslim, Kitab Al-Hajj. Bab Al-Madinah Tanfi Khubutsaha Watusamma Thabah wa Thibah 9:153).
Al-Qadhi 'Iyadh berpendapat bahwa kota Madinah menyingkirkan kotorannya itu terjadi pada zaman Nabi saw, karena tidak ada yang sabar dan tabah melakukan hijrah dan berdomisili di Madinah kecuali orang yang mantap imannya. Adapun orang-orang munafik dan orang-orang Arab yang jahil, maka mereka tidak sabar menghadapi kekerasan dan kondisi kota Madinah yang memilukan saat ini, apalagi dalam hal itu mereka tidak berniat mencari keridhaan Allah.
Sementara itu Imam Nawawi berpendapat bahwa hal ini akan terjadi pada zaman Dajjal, dan beliau menganggap jauh pendapat yang dikemukakan oleh Al-Qadhi 'Iyadh. Kemudian beliau juga mengatakan bahwa hal itu mungkin terjadi pada waktu-waktu yang berbeda-beda ( tidak sekali waktu ). (Vide: Syarah Ahahih Muslim 9: 154).
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa hal itu bisa jadi terwujud pada dua zaman, yaitu pada zaman Nabi saw sendiri dengan alasan kisah seorang Arab kampung sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Jabir ra: "Ada seorang Arab kampung datang kepada Nabi saw untuk berbaiat masuk Islam. Kemudian pada keesokan harinya ia datang lagi dengan hati yang gelisah, lalu Nabi saw berkata. ' Akuilah aku!' Tetapi ia enggan. - Hal ini terjadi tiga kali ( diusapkan lantas dijawab lagi hingga tiga kali ) - Kemudian beliau bersabda:
"Madinah itu bagaikan ububan pandai besi, ia menyingkirkan kotorannya dan memelihara yang baik." (Shahih Bukhari, Kitab Fadhail Al-Madinah, Bab Al-Madinah Yanfi Al-Khubuts 4: 96).
Dan zaman yang kedua ialah zaman Dajjal sebagaimana tersebut dalam hadits Anas bin Malik ra dari Nabi saw bahwa beliau pernah menyebut Dajjal, lalu bersabda:
"Kemudian kota Madinah menggoncang warganya tiga kali, lalu Allah mengeluarkan setiap orang kafir dan munafik." (Shahih Bukhari, Kitab Fadhail Al-Madinah, Bab Laa Yadkhulu Ad-Dajjal Al-Madinah 4: 95).
Adapun masa-masa di antara keduanya itu tidak termasuk yang disinyalir dalam hadits-hadits tersebut, karena banyak sahabat utama yang keluar (pindah). dari Madinah sesudah zaman Nabi saw, seperti Mu'adz bin Jabal, Abu Ubaidah, Ibnu Mas'ud, Ah, Thalhah, Zubeir, Ammar dan lain-lainnya, padahal mereka adalah orang-orang terbaik. Semua ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan hadits di atas adalah manusia tertentu pada waktu yang tertentu pula, berdasarkan firman Allah:
Adapun masa-masa di antara keduanya itu tidak termasuk yang disinyalir dalam hadits-hadits tersebut, karena banyak sahabat utama yang keluar (pindah). dari Madinah sesudah zaman Nabi saw, seperti Mu'adz bin Jabal, Abu Ubaidah, Ibnu Mas'ud, Ah, Thalhah, Zubeir, Ammar dan lain-lainnya, padahal mereka adalah orang-orang terbaik. Semua ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan hadits di atas adalah manusia tertentu pada waktu yang tertentu pula, berdasarkan firman Allah:
"Di antara orang-orang Arab badawi yang di sekelilingmu itu ada orang-orang munafik, dan juga di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya." (At-Taubah: 101).
Sedangkan orang munafik itu tak diragukan lagi adalah orang yang jelek, jahat. (Vide: Fathul-Bari 4: 88).
Adapun keluarnya manusia secara keseluruhan dari kota Madinah, maka hal itu terjadi pada akhir zaman, ketika hari kiamat telah dekat. Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
Sedangkan orang munafik itu tak diragukan lagi adalah orang yang jelek, jahat. (Vide: Fathul-Bari 4: 88).
Adapun keluarnya manusia secara keseluruhan dari kota Madinah, maka hal itu terjadi pada akhir zaman, ketika hari kiamat telah dekat. Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Kamu akan meninggalkan Madinah dalam keadaan yang baik, tidak ada yang mendatanginya kecuali binatang buas dan burung- burung. Dan orang yang paling akhir dikumpulkan ialah dua orang penggembala dari Muzayanah. Mereka datang ke Madinah sambil berteriak teriak mencari kambing mereka, tetapi tiba-tiba didapatinya kambingnya telah menjadi liar, sehingga ketika keduanya sampai di Tsaniyyatul Wada', keduanya jatuh tersungkur." (Shahih Bukhari, Kitab Fadhail Al-Madinah, Bab man Raghiba ‘an Al-Madinah 5: 89-90)