Diharapkannya Kematian Karena Beratnya Beban Kehidupan
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
" Tidak akan datang hari kiamat sehingga seseorang melewati kuburan orang lain seraya berkata. 'Alangkah baiknya kalau aku yang menempatinya.'" ( Shahih Bukhari. Kitab Al-Fitan 13: 81-82; Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asy-roth As-Sa'ah 18: 34 ).
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah juga, katanya: Rasulullah saw bersabda:
" Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah dunia akan lenyap sehingga ( datang kondisi di mana ) seseorang melewati kuburan, lalu ia berhenti di atasnya seraya berkata, 'Alangkah baiknya kalau aku yang menempati tempat penghuni kubur ini. Dan bukanlah Ad-Din ( agama ) yang mendorongnya berangan-angan seperti ini, melainkan karena bala ' ( ujian, bencana, fitnah, dan penderitaan hidup ). "
( Shahih Muslim 18: 34 ).
Mengharapkan kematian itu terjadi ketika telah banyak fitnah, keadaan telah berubah, dan aturan-aturan syari'at sudah diganti. Jika kondisi seperti ini belum terjadi sekarang, maka ia pasti akan terjadi.
Ibnu Mas'ud berkata, "Akan datang kepada kalian suatu masa yang seandainya salah seorang di antara kalian melihat kematian itu diperjualbelikan, niscaya ia membelinya. " Dan seperti yang dikatakan orang:
"Kehidupan ini tak ada kebaikannya lagi
Mengapakah kematian itu tiada dijual
sehingga aku dapat membelinya?" ( Faidhul Qadir 6: 418 ).
Al-Hafizh Al-Iraqi berkata, "Hal ini tidak harus terjadi di setiap negeri, pada setiap waktu, dan pada semua manusia. Tetapi dapat saja terjadi pada sebagian orang, sebagian kawasan, dan pada waktu tertentu. Dan dikaitkannya keinginan untuk mati ini dengan melewati kuburan ini adalah untuk menimbulkan kesan betapa hebatnya kerusakan yang terjadi pada manusia ketika itu. Sebab, kadang-kadang ada orang yang menginginkan kematian dengan tidak memikirkan keadaan mati itu. Tetapi, setelah ia menyaksikan orang mati dan melihat kubur ( kuburan ) ia merinding dan hilanglah keinginannya untuk mati itu. Namun karena sangat hebatnya bala' yang menimpanya, maka kengerian kubur dan sebagainya itu tidak dapat menjauhkannya dari keinginannya untuk menginginkan kematian. Sebab hadits ini hanya memberitahukan tentang sesuatu yang akan terjadi, bukan membicarakan hukum syara'." ( Faidhul-Qadir 6: 418 dan Fathul-Bari 13: 75-76 ).
Dan Nabi saw juga memberitahukan bahwa akan datang kemelaratan dan penderitaan kepada manusia sehingga mereka menginginkan datangnya Dajjal. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Akan datang suatu zaman pada manusia yang pada waktu itu mereka mengharapkan datangnya Dajjal. " Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, saya pertaruhkan ayah dan ibu sebagai penggantimu, mengapa yang demikian itu terjadi?" Beliau menjawab, "Karena kemelaratan dan penderitaan yang mereka hadapi. " Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Al-Bazzar dan perawi-perawinya adalah orang-orang kepercayaan. ( Vide: Majma'uz-Zawaid 5: 284-285 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar