Maraknya Perbuatan Keji, Pemutusan Silaturahmi dan Buruknya Hubungan Bertetangga
Imam Ahmad dan Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Amr ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, pemutusan hubungan silaturrahmi, dan sikap yang buruk dalam bertetangga." ( Musnad Ahmad 10: 26-31 dengan Syarah Ahmad syakir. Beliau mengatakan, "Isnadnya shahih." Dan beliau juga menyebut riwayat Al-Hakim dan membicarakannya dengan panjang lebar. Periksa pula Mustadrak Al-Hakim 1: 75-76, beliau meriwayatkannya dengan tiga sanad seraya berkata, "Ini adalah hadits shahih, dan Imam Asy-Syaikhani telah sepakat berhujjah dengan semua perawinya kecuali Abu Sabrah Al-Hadzli, adalah seorang tabi'in besar yang riwayat hidupnya disebutkan dalam kitab-kitab Musnad dan Tarikh, dan dia itu tercela. " Dan beliau menyebutkan syahid ( hadits lain dari sahabat yang lain ), dan Adz-Dzahabi menyetujui penshahihannya ).
Ath-Thabrani meriwayatkan dalam Kitab Al-Ausath dari Anas, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw:
"Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah banyaknya perbuatan dan perkataan keji dan pemutusan hubungan kekeluargaan. " ( Majma'uz Za-waid 7: 284. Al-Haitsami berkata, " Perawi-perawinya kepercayaan, tetapi sebagian mereka diperselisihkan. Tetapi hadits-hadits ini mempunyai saksi ( syahid/ hadits yang semakna dengannya yang diriwayatkan dari jalan sahabat lain ).
Dan dalam riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Mas'ud ra dari Nabi saw, beliau bersabda:
"Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat..., akan banyak terjadi pemutusan hubungan kekeluargaan." ( Musnad Ahmad 5:333 dengan Syarah Ahmad Syakir. Beliau berkata, "Isnadnya shahih.").
Apa yang disinyalir oleh Nabi saw sekarang telah terjadi. Kekejian telah banyak terjadi di antara manusia. Mereka sudah tidak ambil peduli dalam melakukan kemaksiatan dan berkata keji dengan segala akibatnya. Pemutusan hubungan kekeluargaan terjadi di sana-sini. Seorang kerabat tidak lagi menyambung hubungan kekerabatannya, bahkan mereka saling memutuskan dan saling membelakangi. Mereka hidup dalam satu negeri, satu wilayah, satu daerah, satu kampung, tetapi bulan-bulan dan tahun-tahun mereka biarkan berlalu tanpa saling mengunjungi dan menghubungi. Semua ini hanya terjadi karena lemahnya iman, sebab Rasulullah saw telah menyuruh menyambung kekeluargaan dan melarang memutuskannya. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, sehingga ketika telah selesai, berkatalah ar-rahm ( kekeluargaan ), 'Ini kedudukan orang yang memohon perlindungan kepada-Mu dari memutuskan kekeluargaan ( silaturrahmi ). 'Dia menjawab, 'Ya, apakah engkau tidak senang kalau Aku menyambung hubungan de¬ngan orang yang menyambung hubungan denganmu, dan Aku memutuskan hu¬bungan dengan orang yang memutuskan hubunganmu?' Ia menjawab, 'Ya. ' Dia berfirman, 'Maka, demikian itulah kedudukanmu. "
Kemudian Beliau saw bersabda: Bacalah kalau kalian mau firman Allah:
“ Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka serta dibutakan-Nya penglihatan mereka. Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci ?” ( QS Muhammad : 22-24 ) ( Shahih Muslim, Kitab Al Birr Wash Shilah Wal Adab, Bab Silaturahmi wa Tahrimi Qathi’atiha 16:112 )
Rasulullah saw juga bersabda:
“ Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan.”
Sikap buruk terhadap tetangga, kini sudah jamak terjadi. Berapa banyak orang yang tidak mengenal tetangga rumahnya, tidak pernah mengamati keadaannya agar ia dapat memberi bantuan atau pertolongan jika sewaktu-waktu tetangga tersebut membutuhkan. Bahkan, kini sebaliknya yang sering terjadi adalah seseorang tidak segan-segan berbuat buruk terhadap tetangganya sendiri. Padahal Rasulullah saw melarang seseorang mengganggu dan menyakiti tetangganya dengan sabdanya:
“ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka ia tidak boleh mengganggu tetangganya.” ( Shahih Muslim. Kitab Al Iman, Bab Al Hatsts ‘ala Ikram AL Jaar wa Adh Dhaif 2:20 ).Sikap buruk terhadap tetangga, kini sudah jamak terjadi. Berapa banyak orang yang tidak mengenal tetangga rumahnya, tidak pernah mengamati keadaannya agar ia dapat memberi bantuan atau pertolongan jika sewaktu-waktu tetangga tersebut membutuhkan. Bahkan, kini sebaliknya yang sering terjadi adalah seseorang tidak segan-segan berbuat buruk terhadap tetangganya sendiri. Padahal Rasulullah saw melarang seseorang mengganggu dan menyakiti tetangganya dengan sabdanya:
Sebaliknya, Rasulullah saw justru sangat menekankan untuk selalu berbuat baik kepada tetangga. Sabdanya:
“ Malaikat Jibril senantiasa berpesan kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga
sehingga aku mengira bahwa seorang tetangga akan menjadi ahli waris bagi tetangganya.” ( Shahih Muslim, Kitabul Birr Wash Shilah wal Adab, Bab Al Washiyat Bil Jaar Wal Ihsan ilahihi 16: 176 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar