7. Al A'raaf : 187

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Jumat, 21 Mei 2010

Bab I Tanda-tanda Hari Kiamat Sughro ( Kecil )

1. Terutusnya Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw sendiri telah memberitahukan bahwa terutusnya beliau adalah sebagai bukti hampir datangnya hari kiamat. Beliau adalah nabiyussa'ah ( Nabi saat terjadi kiamat). Dalam sebuah hadits dari Sahl ra, ia berkata, Rasulullah saw telah bersabda: " Aku telah diutus (sebagai Nabi), aku dan hari kiamat seperti ini. Beliau menunjuk pada dua jari-jarinya, lalu memanjangkannya.
Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda Aku telah diutus (sebagai nabi), aku dan hari kiamat seperti ini. " Anas berkata: Rasulullah mendekatkan jari telunjuk dengan jari tangannya.
Dari Qais bin Khazim dari Abu Jubairoh dari Nabi saw, beliau bersabda: "Aku diutus pada nasmi al sa'ati.
Dengan demikian, awal tanda-tanda kiamat adalah terutusnya Nabi Muhammad saw. Karena Beliau sebagai Nabi pamungkas, maka tidak ada lagi Nabi sesudahnya. Tetapi beliau hanya akan diikuti oleh peristiwa hari kiamat, sebagaimana jari telunjuk yang diikuti oleh jari tengah tanpa diselingi oleh jari lain; atau sebagaimana salah satunya mempunyai kelebihan atas lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh Hadits riwayat At-Turmudzi yang berbunyi:
"Aku telah diutus ( sebagai Nabi ), aku dan hari kiamat seperti ini. " Abu Dawud menunjuk pada jari telunjuk dan jari tengahnya. Maka tak ada kelebihan salah satunya atas yang lain.
Di dalam riwayat Muslim, Syu'bah berkata: Aku mendengar Qotadah berkata dalam beberapa kisahnya: "Sebagaimana salah satunya melebihi pada lainnya. " Saya tidak tahu, apakah Qotadah menyebutkannya dari Anas atau ia sendiri yang mengatakannya. Al-Qurthubi berkata: "Awal tanda kiamat ialah kebangkitan Nabi Mu¬hammad saw. Karena beliau sebagai Nabi akhir zaman. Beliau benar-benar diutus." Tak ada di antara beliau dan hari kiamat seorang Nabi pun. "
Allah Ta'ala berfirman:
"Muhammad bukanlah ayah dari salah seorang laki-lakimu melainkan beliau sebagai utusan Allah dan pamungkas para Nabi. " (Al-Ahzab: 40).

2. Wafatnya Nabi Muhammad saw.

Di antara tanda-tanda kiamat ialah wafatnya Nabi Muhammad saw. Di dalam sebuah hadits dari Auf bin Malik ra, ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda:
 "Aku menghitung adanya enam perkara di depan hari kiamat. Di antaranya ialah kematianku. "
Sungguh, wafatnya Nabi Muhammad saw adalah sebagai salah satu bencana besar yang dialami oleh kaum Muslimin. Dunia benar-benar berubah menjadi gelap di mata para sahabat, tatkala beliau saw wafat.
Anas bin Malik berkata, "Pada hari ketika Rasulullah saw masuk ke kota Madinah, segalanya menjadi terang benderang. Namun ketika pada hari wafatnya, segalanya berubah menjadi gelap gulita. Tangan kami tidak ingin melepaskan Rasulullah saw, saat kami menguburkannya. Sampai kami harus menentang hati kami sendiri. "
Ibnu Hajar berkata: "Anas bermaksud bahwa mereka ( para sahabat ) merasakan hati mereka berubah dari apa-apa yang mereka laksanakan pada masa hidupnya. Berupa sifat-sifat lunak, kesucian dan kelembutan hati. Hal ini dikarenakan rasa kehilangan pengajaran dan pendidikan beliau kepada mereka. "
Dengan wafatnya Nabi saw, maka terputuslah wahyu dari langit, sebagaimana dijelaskan dalam jawaban Ummu Aiman kepada Abubakar dan Umar ra ketika keduanya mengunjunginya, setelah wafatnya Nabi saw. Yaitu ketika keduanya telah sampai ke tempat kediaman Ummu Aiman rha., tiba-tiba Ummu Aiman menangis. Abu¬bakar dan Umar berkata, "Wahai Ummu Aiman, mengapa engkau menangis. Bukankah apa-apa yang di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah?" Ummu Aiman menjawab " Aku menangis bukan karena itu. Tetapi, karena wahyu kini telah terputus dari langit." Penjelasan ini rupa-rupanya menyentuh perasaan Abu Bakar dan Umar, sehingga mereka pun akhirnya menangis bersama-sama.
Rasulullah saw wafat sebagaimana pada umumnya manusia. Karena Allah Ta'ala tidak menggariskan hukum kekal pada seorang makhluk pun dalam kehidupan du¬nia ini. Namun kehidupan dunia ini hanyalah tempat lalu lintas, bukan tempat menetap. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tidaklah aku menjadikan seorang laki-laki pun sebelum engkau hidup kekal. Maka jika engkau meninggal dunia, apakah mereka akan dapat hidup kekal. Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan kami menguji engkau dengan keburukan dan kebaikan sebagai suatu cobaan. Kepada Kami-lah ka¬lian akan dikembalikan." (Al-Anbiya': 34-35).
Selain dua ayat di atas, masih terdapat sederet ayat yang menerangkan bahwa kematian adalah benar adanya, dan setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Sekalipun seorang penghulu sekalian makhluk, Imam orang-orang taqwa, yakni Muham¬mad bin Abdullah saw. Wafatnya Rasulullah saw, sebagaimana diungkapkan oleh Al-Qurthubi, merupakan awal datangnya suasana kelabu Islam. Disusul oleh kematian Umar bin Khathab ra. Wafatnya Nabi Muhammad saw mengakibatkan terputusnya wahyu dan terhentinya kenabian. Kejahatan yang pertama kali muncul ialah kemurtadan orang-orang Arab dan lain-lainnya. Hal ini merupakan awal terputusnya kebajikan, dan penyusutannya.
Abubakar Ash-Shiddiq berkata: "Sepeninggal Rasulullah saw terjadi beberapa peristiwa, yakni kedurhakaan-kedurhakaan dan kemurtadan-kemurtadan." Sedangkan Shofiyah binti Abdul Muthalib ra berkata: "Sungguh, aku menangis bukan karena kepergian Nabi. Namun aku khawatir akan terjadinya pembunuhan. "

3. Penaklukkan Baitul Maqdis.

Salah satu di antara tanda-tanda kiamat ialah penaklukan Baitul Maqdis ( Betlehem ). Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Auf bin Malik ra, katanya:
"Rasulullah saw telah bersabda: "Aku menghitung enam perkara menjelang hari kiamat. " Beliau menyebutkan salah satu di antaranya yaitu "penaklukan Baitul Maqdis. "
Sebagaimana pendapat ahli-ahli sejarah terkemuka, penaklukan Baitul Maqdis terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khathab ra pada tahun 16 H. Beliau sendiri datang untuk mendamaikan warganya, membukanya, dan membersihkannya dari kaum Yahudi dan Nasrani serta membangun sebuah masjid di dalam kiblat Baitul Maqdis.
Diriwayatkan dari Al-Imam Ahmad dari jalan Ubaid bin Adam, katanya: Aku telah mendengar Umar bin Khaththab bertanya kepada Ka'ab Al-Akhbar, "Menurut pendapatmu, di mana aku mengerjakan shalat?" Ka'ab menjawab, "Jika engkau mengikutiku, engkau mengerjakan shalat di belakang batu besar ini. Karena tanah suci seluruhnya berada di depanmu." Umar menjawab, "Engkau menyerupai orang Yahudi. Tidak, tetapi aku akan mengerjakan shalat di tempat Rasulullah saw mengerjakannya. " Lalu Umar menghadap kiblat untuk mengerjakan shalat. Kemudian ia datang dan melebarkan selendangnya. Ia mengumpulkan sampah pada selendang tersebut, yang diikuti oleh orang-orang lain.


4. Tersebarnya penyakit tha'un di Amwas.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits Auf bin Malik, Rasulullah saw bersabda:
"Aku menghitung adanya 6 perkara menjelang hari kiamat." Beliau menyebutkan salah satu di antaranya "kemudian peristiwa kematian dalam jumlah besar yang menimpamu seperti layaknya kambing yang mati mendadak karena suatu penyakit."

Ibnu Hajar berkata, "Kejadian di atas, menurut sebuah pendapat, terjadi dalam peristiwa tha'un di Amwas pada masa pemerintahan Umar, setelah penaklukan Baitul Maqdis."
Pada tahun 18 H, berdasarkan catatan yang termasyhur di kalangan para ahli sejarah, telah terjadilah tha'un (penyakit menular, seperti kolera, dan lain-lain) di negeri Amwas yang kemudian menyebar ke seluruh Syam. Dalam peristiwa tersebut telah meninggal sejumlah besar dari kalangan sahabat dan lainnya. Menurut suatu pendapat, jumlah kaum muslimin yang meninggal dunia mencapai 25.000 orang. Termasuk di antaranya Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarah, seorang kepercayaan Umar Radhiyallahu 'anhu.


5. Melimpahnya harta benda dan keengganan orang menerima shodaqoh.

Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
 "Kiamat hanya terjadi apabila harta bendamu telah berjumlah amat banyak hingga melimpah-limpah. Sehingga pemilik harta merasa kesulitan mencari orang yang sudi menerima shodaqohnya. Sementara itu seorang laki-laki mengaku padanya, katanya: "Aku sendiri tidak mampu mengurus hartaku."

Dari Abu Musa r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda:
 “ Sungguh akan datang pada manusia, suatu jaman, ketika seorang laki-laki berkeliling-keliling dengan membawa sedekahnya berupa emas. Kemudian ia tidak menjumpai seorangpun yang mau menerimanya”. ( Shahih Bukhari Kitabul Fitani 13: 71-72 )

Rasulullah saw telah menceritakan bahwasanya Allah Ta’ala akan memberikan anugerah kepada umat Islam dan membukakan simpanan-simpanan harta di bumi. Dan bahwasanya umatnya akan mencapai seluruh belahan bumi di timur dan barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini dengan bangga akan memberikan informasi dan berbagi cerita tentang Tanda - tanda hari Kiamat, sebagaimana yang telah terkabarkan di dalam Al Qur'an dan hadits Rasulullah saw. Semoga bermanfaat.

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP